iklanjualbeli.info Industri otomotif nasional kembali menunjukkan geliat positif. Di tengah meningkatnya permintaan kendaraan ramah lingkungan, sektor mobil bekas justru mencatat pertumbuhan signifikan. PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC), salah satu emiten otomotif yang bergerak di bidang lelang dan penjualan mobil bekas secara daring dan luring, berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif.
Pendapatan perusahaan menembus lebih dari Rp 700 miliar, naik sekitar 15 persen dibanding tahun sebelumnya. Laba bersihnya pun melonjak mendekati Rp 30 miliar. Kinerja ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap transaksi mobil bekas masih tinggi, meski industri otomotif tengah bertransformasi ke arah elektrifikasi.
Inovasi Layanan Jadi Penopang Kinerja
CEO Autopedia, Jany Candra, menjelaskan bahwa lonjakan pembelian mobil bekas menjadi pendorong utama pertumbuhan perusahaan. Namun, keberhasilan tersebut tidak lepas dari inovasi layanan yang membuat konsumen merasa aman bertransaksi.
Salah satu jurus utama ASLC adalah pemberian garansi komponen penting seperti mesin dan transmisi. Garansi ini menciptakan rasa tenang bagi pembeli yang selama ini khawatir akan kondisi mobil bekas. Selain itu, perusahaan juga menghadirkan layanan “buyback guarantee”, di mana pembeli dapat menjual kembali mobil mereka ke ASLC dengan harga kompetitif.
“Kepercayaan adalah kunci di bisnis mobil bekas. Dengan adanya garansi dan sistem buyback, konsumen tidak ragu lagi membeli kendaraan di platform kami,” ujar Jany dalam wawancara dengan CNBC Indonesia.
Mulai Menyasar Mobil Listrik Bekas
Meski bisnis mobil konvensional masih mendominasi, ASLC mulai melirik potensi besar dari mobil listrik bekas. Tren elektrifikasi kendaraan di Indonesia mulai tumbuh, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan dan efisiensi energi.
Namun, Jany mengakui bahwa segmen ini masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan stok mobil listrik bekas. Karena pasar mobil listrik di Indonesia masih baru, jumlah unit yang tersedia masih sedikit dan harganya belum stabil.
“Trennya memang baru dimulai. Tapi kami melihat peluang besar ke depan. Harga jual mobil listrik bekas masih fluktuatif, tapi minat masyarakat terus meningkat,” katanya.
Strategi Meningkatkan Kepercayaan Konsumen
Untuk mengembangkan pasar mobil listrik bekas, ASLC berfokus pada peningkatan kepercayaan konsumen. Salah satu langkahnya adalah menyediakan layanan inspeksi baterai dan sistem kelistrikan sebelum mobil dijual ke publik. Dengan begitu, calon pembeli bisa mengetahui kondisi mobil secara transparan.
Selain itu, perusahaan juga memberikan garansi baterai dan sistem motor listrik, yang selama ini menjadi kekhawatiran utama calon pembeli. “Banyak orang masih ragu membeli mobil listrik bekas karena takut baterainya rusak. Kami hadir untuk menjawab keraguan itu,” jelas Jany.
Strategi ini diyakini bisa mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia, terutama di pasar sekunder. Jika kepercayaan meningkat, maka harga jual mobil listrik bekas pun akan lebih stabil.
Era Digital Dorong Transformasi Penjualan
Transformasi digital turut memainkan peran penting dalam kemajuan bisnis ASLC. Penjualan kini tidak hanya dilakukan melalui showroom fisik, tetapi juga lewat platform online yang mudah diakses. Melalui situs resmi dan aplikasi mobile, konsumen dapat melihat daftar mobil, melakukan simulasi harga, hingga mengajukan pembiayaan secara daring.
Digitalisasi membuat transaksi lebih cepat, transparan, dan efisien. Perusahaan juga menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) untuk membantu menilai kondisi kendaraan berdasarkan data historis servis dan hasil inspeksi. “Kami ingin seluruh proses menjadi transparan, sehingga pembeli merasa nyaman dari awal hingga akhir transaksi,” kata Jany.
Peluang dan Tantangan di Masa Depan
Meskipun peluang bisnis mobil listrik bekas terbuka lebar, tantangannya tidak sedikit. Salah satu yang paling krusial adalah edukasi konsumen. Banyak pembeli yang belum memahami seluk-beluk mobil listrik, terutama soal perawatan dan penggantian baterai.
Selain itu, infrastruktur pengisian daya yang belum merata juga menjadi kendala tersendiri. Namun, pemerintah terus mempercepat pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di berbagai kota besar. Dukungan regulasi dan insentif fiskal juga diyakini akan mempercepat transisi kendaraan ramah lingkungan.
Menurut Jany, kolaborasi antara pemerintah, produsen otomotif, dan pelaku pasar sekunder sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekosistem mobil listrik. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Semua pihak harus berperan agar industri ini bisa tumbuh secara sehat dan berkelanjutan,” ujarnya.
Bisnis Mobil Bekas Tetap Prospektif
Meski kendaraan listrik mulai dilirik, Jany menegaskan bahwa bisnis mobil bekas konvensional masih memiliki prospek besar. Kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan pribadi tetap tinggi, sementara harga mobil baru yang terus naik membuat pasar mobil bekas semakin menarik.
Autopedia optimistis bisa mempertahankan tren pertumbuhan dengan terus memperkuat jaringan dealer, meningkatkan kualitas inspeksi, dan memperluas layanan digital. Dalam jangka panjang, perusahaan menargetkan agar mobil listrik dapat menyumbang porsi signifikan dari total penjualan mobil bekas mereka.
“Visi kami adalah menjadi ekosistem otomotif digital terbesar di Indonesia. Mobil listrik hanya bagian dari perjalanan panjang menuju masa depan industri yang lebih hijau dan efisien,” jelas Jany.
Penutup
Bisnis jual beli mobil bekas kini memasuki fase baru. Konsumen menuntut transparansi, keamanan, dan kemudahan transaksi. Autopedia menjawab kebutuhan itu dengan inovasi digital, sistem garansi, serta komitmen terhadap mobilitas berkelanjutan.
Melalui strategi “operasi kepercayaan” yang menempatkan kenyamanan pelanggan di atas segalanya, Autopedia tidak hanya memperkuat bisnis mobil bekas konvensional, tetapi juga membuka jalan bagi era mobil listrik bekas yang kompetitif dan menjanjikan.
Dengan perpaduan antara teknologi, layanan purna jual, dan edukasi pasar, bisnis jual beli mobil bekas—terutama kendaraan listrik—diprediksi akan menjadi salah satu sektor paling menarik di industri otomotif Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

Cek Juga Artikel Dari Platform faktagosip.web.id
